Peran Guru BK di Kurikulum Merdeka
Salah satu keunggulan Kurikulum
Merdeka adalah sifatnya yang fleksibel, dimana pendekatan belajar tidak serta-merta
berpusat pada peningkatan prestasi akademik siswa, tetapi lebih menekankan pada
minat, kemampuan, dan bakat peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Prinsip ini sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa cita-cita
pendidikan dan pengajaran yang baik adalah memerdekakan manusia.
Untuk mencapai tujuan ini, setiap
instansi pendidikan formal harus dibekali dengan sarana dan prasarana yang
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik setiap peserta didik. Selain penyediaan
fasilitas dan alat pembelajaran sesuai minat siswa, instrumen pendidikan yang juga
diharapkan mampu berperan besar dalam pencapaian cita-cita pendidikan di
Indonesia adalah Guru Bimbingan Konseling (BK).
Seperti dikatakan dalam Panduan
Implementasi Bimbingan dan Konseling (Kemendikbud, 2022), layanan BK di sekolah
secara umum bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan sikap
kemandirian dan meningkatkan kemampuan belajar secara optimal. Secara khusus
dalam hubungannya dengan penerapan Kurikulum Merdeka, bimbingan dan konseling harus
berperan aktif mengakomodasi peserta didik sehingga mereka mampu memahami diri
sendiri dan lingkungannya, merencanakan masa depan sesuai minat masing-masing, cakap
bermasyarakat, dan menyelesaikan permasalahan.
Walapun BK merupakan bagian rutin
kegiatan belajar mengajar di setiap kelas di sekolah menengah, mata pelajaran
BK sendiri tidak memiliki instrumen penilaian kuantitatif: tidak ada evaluasi “standar”
seperti tes tertulis, ujian lisan, maupun ujian praktik. Meskipun demikian,
Guru BK bisa merumuskan (evaluasi) karakteristik dasar peserta didik dengan
menggunakan dua jenis asesmen sebagai berikut:
·
Asesmen Lingkungan: identifikasi harapan institusi
pendidikan (sekolah atau madarasah) dan masyarakat (orang tua atau wali murid),
kebijakan sekolah, kualifikasi pendidik, dan sarana/prasarana BK.
·
Asesmen Kebutuhan: analisa aspek sikap, minat
(seni, olah raga, jurusan, pekerjaan, dll), tingkat kecerdasan, kesehatan
(fisik dan mental), serta kepribadian peserta didik.
Jika diperlukan, Guru BK bisa
menggunakan tes psikologi sebagai teknik asesmen apabila terdapat dugaan
perserta didik mengalami gangguan perikaku tertentu yang bersifat medis. Hasil
tes psikologi bisa membantu Gru BK memperoleh data relevan yang kemudian
digunakan untuk menelaah latar belakang masalah dan memberi rekomendasi konseling
lebih lanjut.
Tanpa instrumen penilain
kuantitatif, tolok ukur keberhasilan progam BK di sekolah adalah terbentuknya peserta
didik yang mandiri. Pendidik akademis memberi pengetahuan yang bermanfaat untuk
penghidupan dan masa depan peserta didik, sedangkan Guru BK harus berinisiatif
menanamkam sifat cakap dan pro-aktif supaya peserta didik bisa benar-benar
menerapkan pengetahuan yang didapat, mengasah rasa ingin tahu, dan mencari ilmu
tanpa bergantung pada orang lain. Di bawah bimbingan Guru BK professional di
jenjang sekolah menegah, akan terbentuk sikap kemandirian ideal dalam diri
perserta didik yang didasari oleh karakteristik pribabdi yang baik dan sesuai
dengan minat/bakat, kondisi masyarakat, serta kemampuan kreatif.
Pada akhirnya, kolaborasi Guru
Akademis dan Guru BK di lingkungan sekolah yang didukung sarana dan prasarana
memadai akan mewujudkan karakter peserta didik seperti tertuang dalam Profil
Pelajar Pancasila.
Achmad Dwi
Aryanto
Referensi:
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Museum Kebangkitan Nasional:
KI HAJAR DEWANTARA - Pemikiran dan Perjuangannya
Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2023 Tentang
Standar Sarana Dan Prasarana Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah
Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Implementasi Bimbingan dan
Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
MODUL BELAJAR MANDIRI – Bidang
Studi Bimbingan Konseling